Breaking News

Ngobrol Santai Tentang Tata Kelola Negara dan Bangsa Indonesia Menjelang Pemilu 2024


SULSEL.UPDATE24JAM.ID
Pangeran Bios Abiyoso Hadiningrat bersama Sandra, Jum'at, 8 September 2023 menyambangi Sekretariat GMRI (Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia) dan Forum Negarawan, Jl. Ir. H. Juanda No. 4. Jakarta Pusat yang diterima langsung oleh Ketua Umum GMRI sekaligus  Koordinator  Presidium Forum Negarawan Sri Eko Sriyanto Galgendu sambil menikmati makan siang bersama menu khas Rumah Makan Ayam Ancuur dan Soto Gubeng.

Obrolan pun panjang lebar dan meluas sampai peninggalan tradisi Kerajaan Majapahit dan masa kejayaan Mataram Islam. Sosok Raden Mas Said atau yang akrab dengan gelar Pangeran Samber Nyawa serta Panembahan Senopati yang terbilang sakti mandraguna itu pun ikut jadi bahasan dan ulasan yang menarik, menjadi topik pembicaraan mulai waktu makan siang hingga menjelang magrib.

Relevansinya yang erat dengan upaya GMRI meneruskan wasiat Susuhunan Paku Buwono XII serta Gus Dur (Abdurachman Wahid), Cokorda Gde Agung Suyasa, KH. Habib Chirzin serta Sri Eko Sriyanto Galgendu sendiri yang juga dipercayai untuk memegang wasiat yang telah tercatat secara resmi dengan akte notaris ini, juga pernah diminta oleh pihak Perpustakaan Nasional untuk menjadi arsip resmi negara pada tahun 2020 lalu. Agaknya, atas dasar spirit serta keikhlasannya menunaikan tugas dan tanggung jawab yang diemban oleh GMRI, maka Sri Eko Sriyanto Galgendu telah memperoleh surat kepercayaan dari Kardinal Ignatius Suharyo pada tahun 2020 yang menyatakan kekaguman tentang kesungguhan dan totalitas perjuangan merawat dan mengembangkan Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia. Semoga buah-buahnya semakin dirasakan oleh seluruh bangsa, kata Kardinal Ignatius Suharyo yang ditulis tangan ini.
Tentang sosok Sri Eko Sriyanto Galgendu sendiri menurut kesaksian Romo Bios Abiyoso seperti istilah dalam filisofi Jawa, yaitu "srinding pinggir kali", semacam cara membuka jalan bagi seseorang menjadi waskita. Juga mampu menahan diri tidak terlibat di panggung pementasan. Karena jika terlibat, tidak ada jaminan mampu  membuat orang yang bersangkutan itu tetap bisa bersikap kritis. Dan posisi serupa ini telah ditempati oleh Mas Eko dengan menjalankan program kesadaran spiritual bagi masyarakat dan membentuk Forum Negarawan seperti yang telah dilakukan sekarang, tandas Pangeran Bios yang berasal dari trah Paku Buwono VI.

Menurut Sri Eko Sriyanto Galgendu dirinya memperoleh kepercayaan dari Gus Dur karena mampu mewujudkan keinginan tokoh karismatik asal Jombang dan generasi penerus organisasi keagamaan yang bernama NU (Nahdhatul Ulama)  yang didirikan oleh Eyangnya, Hasyim Ashari dan memiliki jutaan pengikut yang taat sampai hari ini.

Konsep babat alas dalam konsepsi Jawa menurut Sri Eko Sriyanto Galgendu dilakukan akibat krisis moral yang terjadi secara menyeluruh, hingga negara menjadi terancam. "Jadi memang perilaku manusia telah berubah seperti hewan. Mengumbar hawa nafsu dan keserakahan yang lebih bersifat duniawi", tandas Sri Eko Sriyanto Galgendu yang tekun dan gigih menekuni laku spiritual untuk menemukan negarawan yang sejati.

Atas dasar itulah dia melihat masalah negara dan bangsa Indonesia sekarang ini sungguh berat. Sehingga Sri Eko Sriyanto Galgendu memperkirakan jika pun semua Calon Presiden untuk Pemilu 2024 ini digabungkan, dia tidak juga yakin masalah negara dan masalah bangsa Indonesia dapat segera diselesaikan. Apalagi kemudian, kecenderungan untuk saling menjegal begitu kuat dan sangat kentara dilakukan oleh banyak pihak,  utamanya dari para pendukung Capres yang ingin calon unggulannya harus menang. 

Maka itu, jelas kecerdasan manusia itu bukan yang utama, tetapi kejiwaan yang lebih bersifat spiritual adalah yang utama harus dikedepankan dan tetap terjaga. Sebab sudah banyak orang yang cerdas, namun tidak mampu menjaga dan membangun keseimbangan dalam tata kelola negara dan bangsa yang diamanahkan oleh rakyat, seperti yang termuat dalam UUD 1945  dan sila-sila dari Pancasila.

Karena itu, menurut dia yang ditunggu banyak orang adalah Satrio Pinandito, yaitu perpaduan karakter antara Pandita, Brahmana hingga Waisa yang dapat menjadi suri tauladan serta panutan rakyat. Sehingga pengertian Tan Hana Dharma Mangrwa, bah wa kebenaran Tuhan itu tiada mendua dan tiada kerancuan. 

Demikian juga mulanya roh yang berproses menjadi jiwa hingga akhirnya disebut nyawa yang ada dalam tubuh manusia ciptaan Tuhan. Dan rasa atau insting yang dipraktekkan untuk diuji keabsahan serta kebenarannya merupakan rangkaian dalam satu sikap dan sifat yang permanen untuk mengukuhkan kepribadian bagi setiap orang sebagai bagian dari komponen bangsa dan negara yang dibutuhkan untuk membangun karakter bangsa yang akan mewarnai tata kelola negara dan bangsa.
Dalam filosofi suku bangsa nusantara imbuh Kanjeng Bios penuh dengsn rasa cinta serta kasih di dalam jiwa atau batin yang telah menjadi semacam kodrat pemberian dari Yang Maha Pencipta dan Yang Maha Kuasa atas seisi jagat raya, termasuk makhluk yang ada. Begitulah roh, jiwa dan nyawa berproses hingga akhirnya kembali kepada-Nya juga.

Begitulah acara ngobrol santai menjelang Pemilu 2024 di Sekretariat GMRI dan Kantor Forum Negarawan pada 8 September 2023  bersama Sahabat dan Kerabat Negarawan untuk lebih memahami suhu politik yang semakin panas dan seru sebelum pertandingan yang sesungguhnya benar-benar di mulai.
(Jacob Ereste/A.Rafiuddin)

Iklan Disini

Type and hit Enter to search

Close